Sabtu, 05 Januari 2013

Alat dan Sambungan Baja


LAS

Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material)

Jenis-jenis Sambungan Las

Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.16.
1) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan.

3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap persoalan.
Klasifikasi Kualitas Sambungan LAS
1. Sambungan kelas I
Bila persyaratan 1 – 6 dipenuhi, dan pengelasan khusus untuk kekuatan dan kualitas material yang tinggi
1. Sambungan kelas II
Persyaratan 1-5 dipenuhi, prosedur pengelasan normal untuk beban statis maupun dinamis
1. Sambungan kelas III
Tidak ada persyaratan khusus dan sambungan tidak perlu di test

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)
Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling, merupakan sambungan tetap karena sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru.
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
- Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ).
- Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
- Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).
- Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
2. Pemeriksaannya lebih mudah
3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
1. Pembebanan tangensial. Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, maka kampuh keling dapat dibedakan yaitu :


Pengertian dan Macam – Macam Baut (Bolts) dan Mur (Nuts)
A. Baut
Baut digunakan secara luas dalam industri kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor terdapat banyak sekali komponen yang dibuat secara terpisah, kemudian disatukan menggunakan baut dan mur agar memudahkan dilakukan pelepasan kembali saat diperlukan, misalnya untuk melakukan pekerjaan perbaikan atau penggantian komponen. Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur. Bagian batang baut yang berulir dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah lubang mur.
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja. Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung) batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam lainnya untuk keperluankeperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a) segi enam (hexagon head)
Kepala baut berbentuk segi enam merupakan bentuk yang paling banyak digunakan.
(b) segi empat (square head).
Baut dengan kepala berbentuk segi empat pada umumnya digunakan untuk industri berat dan pekerjaan konstruksi.
Berbagai jenis baut yang umum terdapat di pasaran adalah sebagai berikut :
1. Carriage bolts
atau juga disebut plow bolts
banyak digunakan pada kayu. Bagian kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.

2. Flange bolts
merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan (flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer.
Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan mempercepat selesainya pekerjaan.

3. Hex bolts
merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk segi enam (hexagonal).
Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang dapat dilakukan dalam memilih hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex bolts disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan teknis dari konstruksi yang akan dikerjakan. Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya : stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.

4. Lag bolts
merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.
5. Shoulder bolts
merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar. Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun aplikasi yang
dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.

B. Mur
Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun untuk keperluan
khusus dapat juga digunakan beberapa logam atau paduan logam lain.

Jenis mur yang umum digunakan adalah :
1. Mur segi enam (hexagonal plain nut)
Digunakan pada semua industri,

2. Mur segi empat (square nut)
Digunakan pada industri berat dan pada pembuatan bodi kereta ataupun pesawat.

3. Mur dengan mahkota atau dengan slot pengunci (castellated nut & slotted nut), merupakan jenis mur yang dilengkapi dengan mekanisme penguncian. Tujuannya adalah mengunci posisi mur agar tidak berubah sehingga mur tetap kencang.
4. Mur pengunci (lock nut), merupakan mur yang ukurannya lebih tipis dibandingkan mur pada umumnya. Mur pengunci biasanya dipasangkan di bawah mur utama, berfungsi sebagai pengunci posisi mur utama..

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)
Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling, merupakan sambungan tetap karena sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru.
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
- Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ).
- Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
- Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).
- Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
2. Pemeriksaannya lebih mudah
3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
1. Pembebanan tangensial. Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, maka kampuh keling dapat dibedakan yaitu :

Sabtu, 10 Maret 2012

Hasil Survey Tourist Information Center

Hasil Survey
Tourist Information Center (TIC)
Pemprov Jabar 
Jl.Stasiun Timur - Bandung

Pusat informasi yang kedua yaitu Tourist Information Center dibawah binaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bertempat di Jl.Stasiun Timur. Tempat ini tergabung dengan kawasan stasiun kereta api.
Lahan yang dimiliki tempat ini tidak terlalu luas, hanya berukuran 2,00 x 6,00 meter. Karena tempat ini berada di kawasan stasiun kereta api, kebanyakan pengunjung menanyakan tentang jadwal keberangkatan kereta, rute perjalanan kereta, meskipun masih ada yang menanyakan tentang info wisata. Fasilitas yang dimiliki tempat ini diantaranya ;
a.       Receptionist ( Ruang Info )
b.      Display Area
c.       Brosur & Peta
d.      Komputer
e.       TV
f.       Loker








Doc : Mochammad Amiruloh
Date : Monday, 5 April 2012


`mudah-mudahan bermanfaat`

Kamis, 08 Maret 2012

sancang oh sancang, PKKJ Cisomang 2011

PKKJ Kelompok 6
 PPI 2 Pajagalan - Bandung 
Cisomang - Cikalong Wetan - Bandung Barat
25 Mei 2011
( part 1 )

Dalam rangka penutupan kegiatan PKKJ, kami mengadakan "Penanaman 1000 Pohon" di Sancang. kegiatan ini bertemakan "al-baaqiyah sholihah". Kegiatan ini diramaikan oleh keluarga besar Persatuan Islam beserta otonom, masyarakat Cisomang dan adik-adik kami di Madrasah Ibtidaiyyah & Tsanawiyyah PPI 14 Cisomang.
Selain itu, kami mengadakan Haflah Imtihan Perpisahan PKKJ dan ditutup dengan Tabligh Akbar yang disampaikan oleh al-ustadz KH.Zaenal Muttaqien ( dari Pajagalan Bandung ).

Kami yang ber-PKKJ :
Pembimbing : KH.Zaenal Muttaqien
Ketua           : Mochammad Amiruloh
Sekretaris    : Fajar Shiddiq A
Bendahara   : Sri Rosimah
Anggota       : 
Muh.Muslih Irfan
Bagus Ismail
Muh.Fahmi Al-Islamy
Harits M Faisal

Qory Nurul Fadillah
Sopi Rahmayani
Laily Alifah
Nurul Ari Mardiantini
Rofiah Ratna Suteja
Ika Parlina
Evi Siti Kholidah
Silmy Nurul Firdaus
Siti Sarah Sholahuddin
Tya Octavia












terima kasih atas segala partisipasi kawan-kawan dalam menyukseskan kegiatan ini selama 14 hari, saya bangga dengan semangat dan kerja keras kawan-kawan atas kegiatan ini. 
dan terima kasih pula kepada seluruh lapisan masyarakat Cisomang yang telah menerima kami dengan sangat baik. mudah-mudahan silaturahmi kita tetap terjaga sampai kapanpun.


atas nama Kelompok PKKJ
Mochammad Amiruloh

Arsitektur Vernakular edisi Toraja


Tongkonan
Tongkonan adalah rumah adat suku Toraja. Lucu ya namanya, tongkonan. Sekilas terdengar seperti tempat untuk duduk dan menonton sesuatu.
Tongkonan selalu menghadap ke utara. 

Apa itu Tongkonan? 
Berdasarkan asal katanya, “tongkon,” artinya memang menduduki atau tempat duduk. Tapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan menonton hehehe. Tongkonan dikatakan sebagai tempat duduk karena merupakan tempat berkumpulnya para kaum bangsawan Toraja. Mereka biasanya duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah adat.
Bentuk tongkonan amat unik. Kedua ujung atapnya runcing ke atas mengingatkan kita pada rumah gadang dari Sumatera Barat. Ada yang mengatakan bentuknya seperti perahu dengan buritan tapi ada pula yang menyamakannya dengan tanduk kerbau.
Satu hal yang pasti, semua tongkonan Toraja mengarah ke utara. Arah tongkonan serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan bahwa mereka berasal dari leluhur yang datang dari utara. Ketika nanti mereka meninggal pun, mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di utara.
Selain bentuknya yang unik, tradisi tongkonan juga menarik lho. Menurut kisah setempat, tongkonan pertama dibangun oleh Puang Matua atau sang pencipta di surga. Dulu hanya bangsawan yang berhak membangun tongkonan. Selain itu, rumah adat tongkonan tidak dapat dimiliki secara individu tapi diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Toraja.

Macam-macam Tongkonan 
Tongkonan juga diberi nama berdasarkan letak atau posisi tongkonan itu sendiri seperti contohnya Tongkonan Belo Langi yang berarti tongkonan tempat tertinggi. Nama tongkonan juga berdasarkan nama daerah seperti Tongkonan Garampa.
Pola hias, posisi atau letak tangga dan pintu, serta banyaknya ruangan juga memiliki arti secara sosial, ekonomi, dan religius magis. Contohnya saja, semakin banyak ruangan dalam tongkonan artinya semakin tinggi kedudukan tongkonan tersebut.
Atapnya seperti bentuk perahu. 
Tongkonan dibagi ke dalam tiga macam berdasarkan kelas sosial, yaitu:

1. Tongkonan Layuk. 
Tongkonan ini dibangun untuk orang berkuasa dan sebagai pusat pemerintahan. Ciri-ciri tongkonan ini adalah ukiran seperti hewan dan tumbuhan di dinding rumah. Selain itu ada pula hiasan kepala kerbau dan deretan tanduk kerbau. Kepala dan tanduk kerbau adalah penanda kemakmuran serta hidup berkelimpahan.

2. Tongkonan Pekamberan. 
Ini tongkonan bagi keluarga yang dipandang hebat dalam adat. Ciri tongkonan ini sama dengan tongkonan layuk.

3. Tongkonan Batu. 
Jenis ketiga ini adalah rumah bagi keluarga biasa. Tongkonan ini disebut banua oleh masyarakat setempat. Selain minim ukiran, banua juga tidak punya hiasan sehingga lebih mirip pondok bambu.

Membangun Tongkonan 
Untuk mendirikan tongkonan, diperlukan waktu tiga bulan dengan sepuluh pekerja. Untuk mengecat dan dekorasi perlu tambahan satu bulan lagi. Waktunya lama karena seperti penjelasan Nesi di atas, setiap bagian tongkonan melambangkan adat dan tradisi masyarakat Toraja. Jadi tidak bisa sembarangan.
Bayangkan saja, konstruksi rumah adat Tongkonan terbuat dari kayu tanpa menggunakan unsur logam seperti paku sama sekali. Belum lagi ornamen rumah berupa tanduk kerbau serta empat warna dasar: hitam, merah, kuning, dan putih. Empat warna tersebut mewakili kepercayaan asli Toraja yaitu Aluk To Dolo.
Perhatikan ornamen tanduk & kepala kerbau, serta warna hitam merahnya.
Tiap warna harus digunakan dengan tepat karena melambangkan hal-hal yang berbeda. Hitam melambangkan kematian dan kegelapan, kuning adalah simbol anugerah dan kekuasaan ilahi. Warna merah adalah warna darah yang melambangkan kehidupan manusia. Sedangkan putih adalah warna daging dan tulang yang artinya suci.
Ornamen tanduk kerbau yang ada di depan tongkonan melambangkan kemampuan ekonomi satu keluarga. Setiap upacara adat di Toraja, terutama upacara pemakaman, menggunakan kerbau yang sangat banyak. Tanduk kemudian dipasang pada tongkonan milik keluarga mereka. Semakin banyak tanduk yang terpasang di tongkonan, semakin tinggi pula status sosial keluarga pemilik tongkonan tersebut. 
( Doc : Kidnesia.com)